Lebah
Madu Sang Arsitek Alam Nomor Satu Di Dunia
Lebah madu hidup sebagai koloni dalam sarang yang mereka
bangun dengan sangat teliti. Dalam tiap sarang terdapat ribuan kantung
berbentuk heksagonal atau segi enam yang di buat untuk menyimpan madu. Yang
manjadi pertanyaan kita sekarang, mengapa lebah-lebah itu membuat bentuk
sarangnya berbentuk heksagonal?
Para ahli matematika mencari jawaban atas pertanyaan ini,
dan setelah melakukan perhitungan yang panjang dihasilkan jawaban yang sangat
menarik. Cara terbaik membangun gudang simpanan dengan kapasitas terbesar dan
menggunakan bahan bangunan sedikit mungkin adalah dengan membuat dinding
berbentuk heksagonal. Mari kita bandingkan dengan bentuk yang lain. Andaikan
lebah membangun kantung-kantung penyimpan tersebut dalam bentuk tabung, atau
seperti prisma segitiga, maka akan terbentuk celah kosong diantara kantung satu
dengan lainnya, dan lebih sedikit madu yang tersimpan. Kantung madu berbentuk
segitiga atau persegi bisa saja dibuat tanpa meninggalkan celah kosong. Tapi di
sini, ahli matematika menyadari satu hal terpenting. Dari semua bentuk
geometris tersebut yang memiliki keliling paling kecil adalah heksagonal.
Karena alasan inilah, walaupun bentuktersebut menutupi luasan areal yang sama,
material yang diperlukan untuk membangun bentuk heksagonal lebih sedikit
dibandingkan dengan persegi atau segitiga. Singkatnya, suatu kantung heksagonal
adalah bentuk terbaik untuk memperoleh kapasitas simpan terbesar, dengan bahan
baku lilin dalam jumlah paling sedikit.
Hal lain yang menggagumkan tentang lebah madu ini adalah
kerjasama diantara mereka dalam membangun kantung-kantung madu ini. Bila kita
mengamati sarang lebah yang telah jadi, kita berpikir bahwa rumah tersebut
terbangun sebagai blok tunggal. Padahal sebenarnya, lebah mulai membangun
rumahnya dari titik yang berbeda-beda. Ratusan lebah menyusun rumahnya dari
tiga atau empat titik awal yang berbeda. Mereka melanjutkan penyusunan bangunan
tersebut sampai bertemu ditengah-tengah. Tidak ada kesalahan sedikitpun pada
tempat mereka bertemu. Lebah juga menghitung besar sudut antara rongga satu
dengan lainnya pada saat membangun rumahnya. Suatu rongga dengan rongga
dibelakangnya selalu dibangun dengan kemiringan tiga belas derajat dari bidang
datar. Dengan begitu, kedua sisi rongga berada pada posisi miring ke atas.
Kemiringan ini mencegah madu agar tidak mengalir keluar dan tumpah. ( Harun Yahya)
No comments:
Post a Comment